Selamat Ber Natal ; Natal Jaman Now
Langit sendu, dan hujanpun turun, terkadang deras
namun tak lama berhenti, dan tak jarang rintik-rintik namun bisa setia dari
pagi hingga malam menjelang. Dingin! Banyak yang bergumam, bahkan yang tidak
jarang berseru kecewa karena matahari hanya sekejap menyembulkan wajahnya. “Ah,
jemuranku tak kunjung kering”.
Itulah Desember, bulan yang di nanti oleh kami yang
merayakan Natal. Bulan yang sendu nan syahdu, bulan dimana lagu-lagu Natal diperdengarkan,
pohon terang dihiasi. Dan tidak dapat dipungkiri bulan di mana para ayah dan
bunda bukan hanya tenggelam di lantunan lagu Malam Kudus, tapi terhanyut juga
dalam arus “Shopping” baju baru bagi anak-anaknya.
Namun, apakah arti Natal? Natal berasal dari bahasa
Portugis yang berarti lahir. Lantas
siapakah yang lahir? Tentu saja semua orang dapat mengerti dengan jelas, natal
selalu menunjuk secara tegas dan terang pada kelahiran Yesus Kristus.
Natal selalu memberi makna yang hebat bagi mereka
yang sungguh mau menghayatinya.
Penghayatan natal yang benar dan suci selalu harus kembali kepada
Alkitab yang dengan gamblang menceritakannya.
Aku menatap mengamati natal “Jaman Now” dimana Natal di hiasi oleh kemewahan yang tiada terkatakan.
Natal pertama di hiasi kesunyian di masa
kini natal penuh ke hingar bingar-an. Natal pertama Kemuliaan hanya bagi Allah
tapi entahlah nyaris aku memberi kesimpulan natal masa kini segala kemuliaan
hampir-hampir hanya untuk manusia. Natal pertama dikunjungi oleh para gembala
yang sederhana tanpa baju pesta, natal masa kini penuh warna warni dengan bahan
atau mode terbaik dan terbaru dari busana-busana yang di daulat sebagai yang “trend”.
Salahkah ber special di hari natal? Tentu saja tidak!
Tapi, natal tetap harus menjadi alat
untuk menarik semua manusia di tengah pusaran kecanggihan agar tetap melihat
dan terpekur bahwa Allah telah mengirim Putera Nya yang tunggal dan mau memberi
keselamatan kepada setiap manusia.
Selamat ber Natal, tetap focus pada Allah bukan pada
makanan, hati-hati agar tidak kolesterol dan jangan terlalu tega dengan
mengorbankan hewan-hewan peliharaan apalagi kesayangan pasanganmu, anakmu,
tetanggamu.
Selamat ber Natal, tetap memuliakan Allah bukan
hendak memuliakan diri, focus pada keindahan kasih Allah bukan pada keindahan
baju atau busana pesta natal.
Selamat ber Natal, jika di kisah Natal Yusuf dan
Maria pergi ke Mesir janganlah dimaknai sebagai piknik ke luar negeri. Mereka
lari, ya! Mereka menyelamatkan diri dan bayi Yesus. So, biarpun Natal tak bisa
bepergian ke luar Negeri atau ke luar kota, tetap Focus, pergilah ke Gereja,
karena gereja selalu menjadi tempat yang tepat untuk dikunjungi.
Selamat Natal 2017 dan selamat menyongsong tahun
baru 2018.
Allah Beserta Kita.
Komentar
Posting Komentar