Berjalan Mengandalkan Tuhan




Dashrath Manjhi menghabiskan waktu 22 tahun untuk  memahat lubang besar di sebuah gunung agar penduduk di desanya memiliki akses dan dapat pergi ke rumah sakit terdekat untuk menerima perawatan medis yang mereka perlukan. Sebelum tutup usia pemerintah India sempat memberikan penghargaan kepada Manjhi atas usaha yang dilakukannya, yang sebenarnya dilatar belakangi oleh kematian isterinya karena ketidaksanggupan Manjhi untuk membawa orang yang dikasihinya itu  ke rumah sakit terdekat. 

Kisah di atas adalah satu dari kisah perjuangan hidup anak manusia di tengah gunung-gunung persoalan yang harus mereka jumpai sepanjang mengembara di dunia.

Setiap orang, tanpa terkecuali pengikut Kristus harus menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanannya di dunia ini. Hidup diibaratkan kapal yang sedang mengarungi luasnya lautan. Bukan hanya lautan yang teduh, tidak jarang kapal juga harus berhadapan dengan gelombang yang besar. Maka kita begitu familiar dengan lagu
Ditengah ombak dan arus pencobaan, hampir terhilang arah tujuan arah hidupku, bagaikan kapal yang slalu diombang ambingkan, mengharap kasihnya seolah-olah tiada mampu,
Yesus perhatikan kehidupan stiap orang, yang sudah rusak dibetulkan dengan penuh kasih sayang. Yesus perhatikan tiap tetesan air mata ia mengenal hatimu yang penuh penyesalan dosa.



Bagaimanakah nasehat Alkitab tentang menjalani kehidupan di tengah dunia ini?

  1. Mengandalkan Tangan Allah: Penderitaan yang menimpa orang benar tidak harus membuatnya kehilangan pengharapan, melainkan semakin membawanya berharap hanya kepada Allah.
    "janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Yesaya 41:10.
    Tidak ada jaminan bahwa orang benar akan bebas dari masalah, tapi yang menjadi kabar gembiranya adalah siapapun boleh mengandalkan kekuatan tangan Allah yang Maha Kuasa. 
  2. Rela dibentuk oleh Allah:Tuhan memulihkan keadaan kita melalui kasarnya jalan bebatuan. Agar kita mengerti betapa berharganya proses yang Ia beri dan indah rencana Nya.
    Yeremia 18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. Yeremia 18:4.
    Di tangan Tuhan kita adalah bejana. Bejana adalah hasil dari sebuah pemikiran, rencana dan pekerjaan dari penjunan. Demikian pula anda dan saya, kita adalah bejana. Dalam proses pembuatan menjadi bejana yang indah, ada kalanya kita “rusak” dan harus mengalami proses pembentukan ulang. Di tangan Allah, manusia yang rusak tidak dibuang tapi di perbaharui, mengalami metamorfosis, hingga muncul menjadi pribadi yang indah.
  3. Bersyukur: Belajar untuk menikmati apa yang kau jalani dan mensyukuri apa yang kau miliki daripada mengkhawatirkan apa yang belum terjadi.
    Hidup itu tidak mudah, tapi Tuhan Yesus selalu siap menjamah.
    Hidup itu bisa membuat lelah tapi dalam Tuhan selalu ada harapan yang merekah.
    Hidup itu tidak jarang diserang getir dan kuatir tapi Yesus berjanji untuk selalu hadir.
    Kolose  3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

 Bekasi, 19 Januari 2018


Komentar

Postingan Populer