Wuhan, Natuna, Depok (Kenangan Masa Pandemi) Part 1

Wuhan menjadi begitu akrab di telinga. Entah seperti apa persisnya tidak semua orang tahu, tapi dengan menyebut Wuhan yang katanya kota industri dan kota pelajar, maka memori kami kembali pada akhir tahun 2019. Sayup terdengar namun kian santer, teknologi canggih menjadi penyalur informasi yang sangat cepat hingga menyapa telinga kami di Bekasi. Ya Virus itu, namanya COVID 19. Dalam hati diam-diam berdoa dan berharap jangan kiranya mampir ke bumi Nusantara tercinta.

Malam pergantian tahun menuju 2020, dari pagi hingga malam hujan deras mencecar tanah membasahi apapun yang dijumpainya. Banjir melanda hampir seluruh Bekasi. Tak terkecuali perumahan di mana kami ada, semata kaki, selutut, sedada, demikian upaya kami menjelaskan jika ada yang bertanya bagaimana air dan banjir, untunglah rumah ku di ketinggian, rumah dan halaman tidak terendam, hanya terisolir sulit menapak hingga ke luar area yang lebih jauh. Orang-orang berkata "berat kali awal tahun ini". Dalam hatiku "kamipun tak kalah berat, tak boleh beribadahnya kami, karena dilarang oleh mereka yang tidak siap menerima perbedaan". Tapi ya sudah, yuk, kita menyusuri 2020 dengan gagah dan tanpa ketakutan.

"Makin parah lho Wuhan" itu kata orang-orang. Seorang wanita pebisnis yang aku kenal berbisnis apapun berseru ke temannya "yuk kita bisnis masker, dari sana banyak permintaan lho!" Televisi, media sosial semakin gencar memberitakan Wuhan yang di lockdown. "Ngeri kali bah!" Demikian komentar kami-kami di sini. 

Bulan Februari 2020, pemerintah memutuskan untuk mengirim kru dengan pesawat khusus untuk mengevakuasi WNI dari Wuhan. Hati bergetar, melihat dan berdoa bagi mereka yang dengan gagah berani menjadi relawan yang menjemput, baik pilot, kru, petugas kesehatan dan entah siapaun yang rela menuju area kematian itu. Penduduk seputar Natuna pun dikabarkan keberatan, menolak, bahkan ada isu mereka meninggalkan sekitaran yang berdekatan dengan pangkalan militer di Natuna, pasalnya WNI dari Wuhan akan dikarantina di Pangkalan militer di Kepulauan Natuna. Dan aku mendapat WA penuh kekuatiran serta harapan dukungan doa dari seorang ibu yang anaknya ada diantara ratusan WNI yang datang dari Wuhan untuk dikarantina di Natuna. Akupun berdoa dengan sungguh, menguatkan dan memberi pesan bahwa Tuhan Yesus pegang kendali.

WNI dari Wuhan, dipantau, di amati, dan menurut informasi yang kami dengar dari televisi, mereka tidak menunjukkan gejala seperti demam dan berbagai indikasi terinfeksi Covid 19. Singkat cerita setelah melewati masa karantina, merekapun di pulangkan ke tempat masing-masing ke seluruh Nusantara ini.

Depok! iya Virus itu sudah ada di Depok. Demikian berita yang kami dengar. Teringat bercandaan orang-orang di status WA, Covid mah gak akan datang ke Indonesia, kalah sama malaria dan demam berdarah! Ternyata Virus ini ingin berdampingan dan akhirnya masuk ke halaman rumah di nusantara ini. Dua WNI kontak dengan warga Jepang, dan mereka positif Covid 19. Makin ngeri rasanya, tak terbayangkan padatnya manusia yang di seputaran Jakarta, Bogor, Depok Tanggerang, Bekasi adalah penghantar yang efektif bagi Virus ini, yang pada waktu itu informasinya menular entah melalui nafas, melalui udara, bisa masuk melalui mulut, hidung bahkan mata. Ah! Horor kali !

Aku gelisah! Depok, kapan Bekasi? Pikirku. Aku berharap secepatnya Dinas Pendidikan Bekasi meliburkan Sekolah. Ayolah, jangan sampai terlambat, seruku dalam hati.

Bersambung 

Bekasi: Sepinya jalanan dan Hilangnya berbagai hal

Komentar

Postingan Populer