Kita berkumpul siang ini untuk memakamkan jasad mungil bayi....
Mengapa kita di sini?
Bayi mungil ini telah menghadapi kematian sebelum ia lahir.
Kita bersatu untuk menyatakan kepada dunia, anak yang kita kubur hari ini adalah seorang manusia.
Alkitab menyebut mereka yang ada di dalam rahim sebagai "anak-anak". (Kej. 25:22; 38:27; Pkh. 11:5; Luk. 1:36, 44). “Sesungguhnya, anak-anak laki-laki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah upahnya.” (Mzm. 127:3).
Mazmur 139, ayat 13 sampai 15 berkata, "Karena Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, mengirimkan aku ke dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib... Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah."
Kita bersatu untuk menghibur orang tua anak ini. Kita bisa meneteskan air mata bersama orangtuanya.
Alkitab mengajarkan kita untuk "menangis bersama orang yang menangis" (Roma 12:15).
Marilah kita masing-masing menghibur orang tua ini semampu kita. Marilah kita menyemangati mereka. Marilah kita berdoa bagi mereka di saat mereka berduka.
Apa yang akan kita pelajari dari kematian anak ini?
Raja Daud dalam Perjanjian Lama mengalami kesedihan yang tragis karena bayi yang baru lahir jatuh sakit parah hingga meninggal. “…
Daud berpuasa, lalu masuk dan tidur di tanah semalam-malaman. Maka bangkitlah para tua-tua istananya dan pergi kepadanya untuk membangunnya dari tanah.Tetapi ia tidak mau dan tidak makan bersama-sama dengan mereka” (2 Sam. 12:16-17).
Setelah tujuh hari menangis, berdoa dan berpuasa, anak itu meninggal. Ketika Daud mengetahui bahwa anak itu telah meninggal, “Ia bangun dari tanah, lalu mandi dan berurap, lalu berganti pakaian. Kemudian ia masuk ke dalam rumah Tuhan dan sujud menyembah…” (2 Sam. 12:20).
Para pelayannya tidak mengerti perubahan mendadak yang dialaminya saat anak itu meninggal.
Sebelum anak itu meninggal, meratap, bersedih berdoa dan berpuasa. Ketika anak itu sudah meninggal, Daud berhenti berduka.
Daud berkata:
Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."
(2 Samuel 12:23).
Daud menyadari bahwa anaknya yang meninggal rohnya akan kembali kepada Bapa kita yang pengasih di surga.
Jasadnya yang kecil akan kita tempatkan di bumi, tetapi rohnya telah kembali kepada Tuhan yang memberikannya!
Kita bisa berbahagia karena anak ini sekarang bersama Bapa di surga.
Namun, dapatkah Anda mengatakan apa yang dikatakan Daud?
Daud berkata tentang anaknya yang telah meninggal, "Aku akan pergi kepadanya."
Daud percaya ketika suatu saat ia meninggal, ia akan berada di tempat yang sama dengan anaknya.
Roh anak yang kita kuburkan ada bersama Bapa.
Sidang pemakaman PADA AKHIRNYA sebagai hamba Tuhan, di hadapan Allah yang berdaulat, saya makamkan jasad mungil ini seraya berkata segaimana yang Firman Tuhan ajarkan :
Pengkhotbah 12:7 (TB) dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
Dalam iman Kita sebagai pengikut Kristus, sepenuhnya kita meyakini akan ada kebangkitan bagi umatNya saat kedatanganNya kali yang kedua.
Dalam nama Bapa, Putra Dan Roh Kudus, SAYA MAKAMKAN ENGKAU anak terkasih ...
Amin
Kami persilahkan anggota orang tua/anggota keluarga juga dapat menaburkan tanah ke atas peti jenazah.
Mari kita memuji Tuhan:
S'mua baik, s'mua baik
Apa yang t'lah Kau perbuat didalam hidupku
S'mua baik, sungguh teramat baik
Kau jadikan hidupku berarti
Komentar
Posting Komentar