MODEL DOA DARI TUHAN YESUS



Karena itu berdoalah demikian:
Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah
kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada
kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
Matius 6:9-13


Doa Bapa kami adalah doa yang diajarkan Tuhan Yesus secara langsung kepada murid-murid-Nya.  Doa Bapa kami sebenarnya adalah sebuah model doa yang Tuhan Yesus ajarkan secara sengaja sebagai jawaban atas teladan berdoa yang orang-orang Farisi tunjukkan.  Tentang doa orang farisi dalam Matius  6:5  di  tuliskan "… Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang…” Bahkan dalam doanya orang farisi mengucapkan kata-kata seperti ini “…Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;” Lukas 8:11.
Dalam doa bapa kami sebenarnya Tuhan Yesus ingin mengajarkan kepada umat percaya bahwa doa kepada adalah adalah:

Pertama: Sebuah keintiman/kedekatan
Tuhan Yesus mengajarkan untuk memanggil Allah dengan kalimat “Bapa kami..”  Dalam Perjanjian Lama penyebutan Tuhan sebagai bapa kami tidak begitu popular. Walaupun jika kita membukan Alkitab Terjemahan Bahasa Indonesia ada juga ayat yang mengatakan Tuhan sebagai Bapa Kami.  Yesaya  64:8 Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.
Dengan memunculkan kalimat Bapa Kami, Tuhan Yesus ingin mengatakan “jarak antara umat dan Tuhan Allah-Nya sebenarnya tidak sejauh yang sering dibayangkan oleh manusia pada umumnya.

Kedua: Sebuah Penghormatan
Jika Tuhan memberikan hak istimewa untuk memanggil Allah sebagai Bapa, hal itu tidak berarti kita boleh melupakan siapa Dia  sesungguhnya.  Perhatikan kalimat “Bapa kami yang di surga di kuduskanlah nama-Mu…”.   Saat kita dekat dengan bapa kita di dunia, hal itu bukan berarti sebuah signal untuk kurangnya memberi penghormatan.  Demikian pula dengan Allah yang sekaligus sebagai Bapa Kita. Bukankah dia adalah Allah yang menyandang nama “MAHA”? Yang menunjukkan Dia adalah pribadi yang special /tiada duanya. Lihatlah betapa terbatasnya bahasa kita untuk menggambarkan Dia yang memang pantas kita hormati.

 Ketiga:  Sebuah Kerinduan
“datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”.  Bagi saya kalimat ini merupakan ajaran Tuhan agar dalam kehidupan kita ada suatu kerinduan untuk mengerti isi hati Allah, men-selaraskan kehendak kita dengan kehendak Allah.  Kita bisa membayangkan bila keselarasan kehedak itu terjadi maka akan memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan manusia itu sendiri.  Perhatikan ayat berikut ini I Yohanes  5 :14 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.

Keempat : Sebuah Permohonan Pemeliharaan Yang Memiliki Tujuan
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
Sebagai Tuhan yang sangat baik, Tuhan Yesus juga memberikan pengajaran betapa pentingnya setiap orang percaya meminta pemeliharaan Tuhan.  Manusia tidak dapat mengandalkan kekuatannya. Harus kita setujui bersama bahwa manusia terbatas adanya.  Kalimat “secukupnya” berarti kita memohon kepada Allah bahwa pemeliharaanya cukup dan sesuai dengan kebutuhan kita, dengan tujuan kelangsungan aktifitas kehidupan dengan mengutamakan tugas sebagai orang yang memuliakan nama-Nya. Bila kita mendapat keistimewaan untuk berlimpah  dan lebih dari cukup dalam  meteri, ada baiknya setiap orang bertanya kepada dirinya sendiri “kira-kira maksud Tuhan apa ya?”  Yang pasti Allah tidak ingin setiap orang focus kepada kepentingan dirinya sendiri.  Bukankah kecukupan dari Allah tujuannya memastikan kehidupan ini masih dapat kita jalani dan tanggung jawab kita memuliakan Dia tetap dilakukan dengan segala tenaga dan potensi yang ada?

Kelima: Sebuah Anugrah Yang Berdampak
“ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”
Dalam model doa yang Ia ajarkan,  Tuhan Yesus juga ingin membawa setiap orang percaya untuk hidup dalam kawasan pengampunan.  Tuhan Yesus menawarkan pengampunan yang vertical (dari Allah), dan mengajarkan pengampunan horizontal (pengampunan yang diberikan kepada manusia oleh manusia yang telah menerima pengampunan dari Allah).  Saat Petrus bertanya “…Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Matius 18:21
Pengampunan dari Allah memunculkan sifat suka mengampuni. Sifat yang sulit mengampuni dipengaruhi oleh belum menerima pengampunan dari Allah atau belum menyadari pengampunan yang Allah berikan.

 Keenam: Sebuah Permohonan Proteksi Yang Berbuah Keyakinan
“janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.”
Dalam Lukas  10:3  dikatakan “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.”  Hal ini menyadarkan bahwa hidup orang percaya dikelilingi oleh musuh yang selalu siap menjatuhkan dan membinasakan.  Itu sebabnya Ia mengajarkan suatu kebenaran setiap orang percaya hendak-Nya mengandalkan kuasa Allah dalam hidupnya. Syukur kepada Allah karena I Petrus  3:22 berkata “yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.”
Jaminan proteksi dari Allah terhadap kuasa kegelapan seharusnya memberi kesadaran kepada setiap orang percaya bahwa ia adalah pemenang dan kita memiliki otoritas untuk mengalahkan kuasa Iblis;.  Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Yakobus  4:7

Komentar

Postingan Populer