EMAS DI UJUNG MONAS & BUSWAY DI KELOPAK MATA (Selumbar & Balok)
Dalam
sebuah sebuah pertemuan dengan membentangkan selembar kertas putih, lalu memberi
titik hitam di tengahnya, saya memberi pertanyan “apa yang dapat kita lihat di
kertas ini?” dan hampir semua anggota komunitas menjawab bahwa mereka
melihat sebuah titik hitam di selembar kertas putih. Saudara
yang dikasihi Tuhan, setidaknya ini memberi gambaran kepada kita bahwa kita
lebih tertarik melihat setitik kesalahan di tengah luasnya kebaikan yang
dimiliki oleh orang lain. Bukankah setitik bulatan hitam di tengah kertas
dikelilingi oleh luasnya bagian kertas putih itu sendiri.
Tuhan Yesus berkata
“Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di
dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada
saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok
di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka
engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata
saudaramu." (Matius 7:3-5)
Perkataan Tuhan Yesus ini memberikan pengajaran kepada setiap orang
percaya
Pertama:
Sifat manusia cenderung gampang melihat kesalahan orang lain ketimbang
kesalahan dirinya sendiri
Kedua:
Tidak mungkin kita dapat merubah orang lain jika kita sendiri tidak
menyediakan diri terlebih dahulu untuk di ubah. Tidak mungkin kita dapat
menyuruh orang lain melakukan sesuatu jika kita sendiri tidak pernah belajar
melakukannya
Ketiga:
Cara terbaik untuk menjalani kehidupan dengan sesame adalah bersikap
introspektif; sehingga kita tidak pernah menjadikan diri sebagai pribadi yang
paling benar dan menganggap orang lain sebagai pribadi yang salah.
Lantas
apakah ayat ini membuat kita menjadi tertutup dengan masukan dan nasehat.
Seorang pengkhotbah pernah mengucapkan sebuah kalimat seperti ini “orang yang
mengkritik berada bersebrangan dengan kita dan orang yang menasehati berada di
pihak kita”. Yang dapat saya simpulkan
biarlah orang mengkritik kita, jika itu
benar, mari kita berbesar hati untuk membenahi diri, tapi jika kita dikritik
oleh pengkritik yang hatinya sedang berisik dan penuh kegalauan dengan
sungguh-sungguh saya ingin katakan “abaikan saja” anggap saja kritikannya
ibarat riak kecil di tengah laut untuk menegaskan bahwa angin masih bersahabat
dengan laut.
Sejujurnya
saya dan anda pasti suka dinasehati. Saya pernah dinasehati dengan cara yang
sangat elegan dan terasa indah di telinga. Bukan dalam bentuk pujian tapi
benar-benar dalam bentuk nasehat yang sesungguhnya sedang memperlihatkan
kekurangan saya. Namun karena saya tahu penasehat saya adalah seorang pria yang
baik, pria yang sabar memiliki ketulusan maka tidak mudah bagi saya untuk
mengatakan iya dan berterimakasih. Dari
pengalaman tersebut saya simpulkan bahwa menasehati adalah sebuah seni, bukan
sekedar menyampaikan rasa suka atau tidak suka, benar atau salah. Tapi
bagaimana menyampaikan satu point penting tanpa ada embel-embel lain, apalagi
dengan niat ingin menguasai, menyetir atau mengambil keuntungan.
”Setiap orang bodoh bisa mengkritik, menuduh dan mengeluh; dan kebanyakan orang bodoh melakukan hal itu.” - Benjamin Franklin -
“Bukanlah kritik yang anda
berikan untuk diperhitungkan; bukan orang yang menjatuhkan seseorang yang kuat
atau seseorang yang hanya berniat untuk melakukan yang lebih baik namun tidak
melakukannya. Manfaat dari kritik akan diterima oleh orang yang sedang berada
di arena; yang wajahnya dipenuhi oleh debu, keringat, dan darah, yang berjuang,
yang melakukan kesalahan dan gagal berulang kali; karena tidak ada usaha tanpa
adanya kegagalan dan kesalahan. Namun manfaat terbesar diterima oleh seseorang
yang meraih keberhasilan; seseorang yang memiliki antusiasme, dedikasi,
seseorang yang menghabiskan waktu melakukan sesuatu yang berharga; seseorang
yang mengetahui bahwa pada akhirnya ia akan memperoleh kemenangan. Dan kalaupun
ia gagal, setidaknya ia gagal setelah berusaha dengan sangat keras. Sehingga
tempat ia berada bukanlah bersama dengan orang-orang yang negatif dan penakut
yang tidak pernah mengenal apa arti kemenangan atau kekalahan.” - Theodore Roosevelt –
”Ketika kita menghakimi atau
mengkritik orang lain, kritik tersebut tidak tertuju pada orang yang anda
kritik; kritik tersebut mengatakan sesuatu tentang kebutuhan pribadi kita untuk
menjadi kritis.”
- Anonim –
- Anonim –
”Saya belum menemukan seorang
pun, terlepas dari apapun kedudukannya, yang tidak bekerja dengan lebih baik
bahkan memberikan segenap kemampuannya jika ia mendapatkan pengakuan
dibandingkan dengan jika ia bekerja dibawah kritik.” - Charles Schwab -
~Shalom~
Komentar
Posting Komentar